Yessi Pratiwi Surya Budhi
I Have My Say. What Is Yours?

Nostalgia Kulker

By Yessi Pratiwi Surya Budhi

Orang-orang lagi sibuk nulis tentang nostalgia. Ikram dengan Band-nya. Ika dengan janji siswa-nya. Saya? Tentu saja dengan kulker. Kenapa?

Karena, pikir punya pikir, saya punya bakat fotografi juga. Lihatlah hasil jepretan kamera di bawah ini. Ada banyak yang lucu-lucu.

Yang ini foto Batari teman saya. Lihatlah kelucuan mereka. PS : Bat, lo udah punya foto ini belom? Jangan sampai ikram lihat :p



Trus yang ini adalah Jufri, cowo paling ganteng di TI 2004. Wakakakak..



Yang ini, tiga sekawan yang tiba-tiba minta difoto. Woo.. lihat yang ditengah tuh! Siapa ya? Familiar with that face? Mwuahahaha. (PS: Ka, foto lo emang artistik :P)



Sebenernya ada beberapa foto unik yang masih pengen saya post. Inilah kerjaan orang yang lagi gak ada kerjaan. Semoga menghibur. Mwuahahaha :P

 

Yet Another Friday

By Yessi Pratiwi Surya Budhi

Waw! Bulan November ini berlalu sangat cepat ya. Sudah Jumat saja. Habis Jumat = Sabtu. Habis Sabtu = Minggu. Habis Minggu? Senin lagi! Habis Senin Minggu lagi, habis itu bulan baru : Desember. Habis Desember : Januari! Tahun Baru! 2008! Kita semakin tua. Hahaha.

Kalo dipikir-pikir, sebenarnya orang yang hidup itu sederhana saja ya. Cukup dijalanin aja. Dulu saya juga pernah nulis tentang ini disini.

Dan.. sekarang saya makin yakin, memang gak perlu teori atau rumus macem-macem buat orang yang mau hidup bahagia. Gak perlu muluk-muluk lah. Dipikirin malah buat stress. Stress? Masih seperti yang saya bilang dulu : setiap orang punya soundtrack of life sendiri. Pasang saja di Winamp, jadikan pembangkit youth electric–mu kalau butuh.

Nggak tau, kala rotasi bumi masih tetap sama atau nggak. Yang jelas, saya merasa waktu berjalan semakin cepat. Agenda beberapa minggu terakhir mengingatkan hal itu. Presentasi Kerja Praktek sudah lewat. Presentasi Template Lay Out Pabrik sudah lewat. Proposal Tugas Akhir sudah jadi. Sekarang sudah hari Jumat. Hari Jumat.. hari Jumat..

Habis Jumat = Sabtu. Habis Sabtu = Minggu. Habis Minggu? Senin lagi. Habis Senin Minggu lagi, habis itu Jumat lagi. Setiap hari ada kisahnya. Yuk, nikmatin hidup. Warna baru selalu ada. Dan kita bisa memilih, warna mana yang kita mau :)

 

Depressed

By Yessi Pratiwi Surya Budhi

Lately, I haven’t felt like myself. Some people may have noticed this. There was so many things to do, but… I just didn’t feel like it. Instead, I spent most of my spare time sleeping or browsing.

A friend of mine said, I’ve always been a shiny and smiley Echi.
“Where are you now, Echi?”

I feel tired all this time. Everybody ask me what’s wrong, well I just feel like crying. Don’t ask me what’s wrong, I don’t know why.

Over the past couple of days I felt the world’s not revolve around me again. I was late to post my articles that was due. It is so hard to get motivated to do my job.
Nothing particularly bad has happened. I feel sad all the time and can't shake it.

Oh Geez, am I depressed? Well, maybe I have to find some articles here.

---------------------------------------------------
Sampai disini, tidakkah Anda merasa postingan ini adalah sebuah spam? :)

 

Bicara sinetron atau film, jelas saya bukan ahli yang punya parameter beragam dalam menilai. Saya—bisa dibilang adalah customer—yang kerjaannya adalah menikmati dan menilai saja.

Kalau sinetron atau film ini dianggap sebagai salah satu produk pasar, harusnya mereka dibuat sedemikian rupa, ada amanat atau tendens yang patut dijadikan pesan moral bagi masyarakat. Preferensi konsumen akan mengacu pada kualitas sinetron dan film itu sendiri.

Sayangnya, pasar sinetron dan perfilman di Indonesia justru tidak beranjak dari tempat yang itu-itu saja. Beberapa sangat didramatisir. Cerita dihadirkan dengan tidak masuk akal. Ada yang hidupnya senang terus-terusan, ada juga yang sedih ditindas terhina sepanjang hidup.

Kalau ratingnya tinggi, sinetron pun diperpanjang dengan ide cerita bermodus kematian, buta, hilang akal, dan ide cerita lain yang ber-pattern sama. Kalau satu film horor sukses, maka bermunculan lah film horor yang lain dan yang lain lagi. Tidak heran, film yang bertemakan horor semakin meng’horor’kan perfilman Indonesia. Semakin aneh lagi karena sinetron dan film ini masih ramai dibicarakan, pak produser pun semakin senang.








So, memang gak selamanya pasar memilih yang terbaik. Ups, terbaik? Menurut siapa dulu nih, ‘terbaik’nya? Terbaik buat Production House, atau buat masyarakat penikmat sinetron? Ya kita sajalah yang menilai. Kita konsumen, sebenarnya punya konstitusi untuk memilih yang terbaik. Mau enjoy aja, silahkan.. Mau geram sendiri, juga silahkan.. Habis mau digimanain? Itu pertanyaan retorisnya.

Saya sendiri, bisa juga koq enjoy dengan sisi positifnya. Sekedar cuci mata, menikmati akting aktris dan aktor yang sedap dipandang. Soalnya, mereka memang cantik-cantik dan ganteng-ganteng banget. Entah dapat darimana pak produsernya :)

 

DOUBLE IMPACT : Optimizing Your Potential

By Yessi Pratiwi Surya Budhi

Nggak jarang, orang gonta-ganti kerjaan. Udah kerja belasan tahun, baru ngerasa ga cocok. Atau, udah kuliah 3 tahun, di tingkat akhir malah mundur. Alasannya : “Nggak cocok, bukan hidup gue”. Sementara umur udah nggak muda-muda banget.

Nah, pada nggak mau kejadian kayagitu terjadi ke kamu kan? Buat yang masih SMU, nentuin pilihan di PTN/Insitut mana yang kamu mau, juga harus based on research. Kamu perlu mengenali, dimana bakat kamu yang paling dominan.

Buat yang mau cari kerja, workshop ini akan memberikan clue,di bidang & posisi apa kamu paling cocok.

Makanya, kamu harus ikut:



Trainer :
1. Andrie Wongso --> Trainer motivasi no.1 di Indonesia
2. Rama Royani --> Talent Mapping Software developer no.1 di dunia

Kapan : Minggu, 11 November 2007 jam 8.30-15.30, Aula Barat ITB
Benefit : Dengan ikut workshop ini kamu bisa,

1. Pilih jurusan paling sesuai potensi, bakat, dan kemampuan! Ga ada ngundurin diri pas kuliah. Ga ada ganti-ganti profesi pas kerja. Oh, come on! We’re not 12 years old people yang wajib nurut kemauan orangtua. Tentuin prioritas hidup kamu dari sekarang!
2. Mengenali 10 kemampuan paling dominan dalam diri kamu.
3. Cari kerja yang pas!
4. Cari cara motivasi diri yang bener!
5. Dan sejuta benefit lainnya yang akan selalu hadir dalam hidup kamu.

HTM Rp 100.000,
Udah termasuk :
+++ Bonus Test Assessment Talent Mapping seharga Rp 75.000 -->Gratis!
+++ Sertifikat
+++ Seminar Kit yang keren
+++ Makan siang yummy yummy!
+++ Dan tentunya, teman baru untuk bisnis, diskusi, gebetan juga bisa :)

Buruan, daftar
Echi TI’04
+62857 2006 9486

 

Job Career Day ITB : Ramai dan Panas

By Yessi Pratiwi Surya Budhi

Kemarin habis lihat-lihat Job Career Day di Aula Barat dan Timur ITB. Contentnya : Wuooo.. perusahaan-perusahaan bonafide bo! Ada Pertamina, Accenture, Gemalto, Telkomsel, Schlumberger, Telkom, TOTAL, Holcim, Freeport, HCBC, Garuda, Sinarmas Pulp and Paper, Astra, BRI, dll.

Ramai nian, panas pula. Saya dan Harry muter-muter entah berapa kali. Counter tiket pengunjung pun entah sudah berapa kali saya terima ulang. Beberapa temen sih, sudah pada daftar. Curi start, ceritanya. Saya sih adem-adem saja. Gak mau terikat sekarang. TA saja belum. Membebanin mental. Males jadi kuli di perusahaan xxxxxxxxxxxx. Atau terikat selama beberapa tahun untuk dieksploitasi. Iming-imingnya sih lumayan, gaji dalam ribuan dolar. Hii.. mending kerja bahagia ceria, sesuai nurani dan abilitas, dan masih punya waktu untuk meneruskan nonton serial Heroes. Hehe..

Oiya, ada kejadian lucu. Pas saya mengunjungi stand Accenture, ada benda kecil menarik yang sepertinya gratis dan siap dibagikan. Orang-orang pada ngantri, saya pun ikutan ngantri. Eh, ternyata kita bisa mendapatkan update-an berita ke-Accenture-an via email. So, antrian itu adalah antrian orang-orang yang ingin menjadi member. Iming-imingnya adalah Point It paper gratis yang keren.

Saya pun menuliskan nama, tahun (akan) lulus, IPK, dan alamat email. Weks, pas di IPK, saya lihat ga ada satu pun yang IPK nya dibawah 3,3. Wah, kalau saya masukkan IPK saya yang alamak itu, maka IPK saya akan merusak kenormalan data. Dengan mantap saya pun menuliskan : IPK : 3,5. Lalu saya pun beranjak dari sana sambil tersenyum-senyum.

Bagaimana tidak? Beberapa orang dalam antrian masih terkagum-kagum memandangi saya. Mungkin dalam hati mereka : “Wah, calon cumlaude nih orang, kereeeenn..”
Hahaha. Cumlaude dari HongKong :p