Yessi Pratiwi Surya Budhi
I Have My Say. What Is Yours?

Sakit

By Yessi Pratiwi Surya Budhi

48 jam itu lantas aku habiskan tak berdaya. Tidak kuliah. Tidak kerja. Bagaimana lagi, nyeri di kepala menyerang hingga ke ubun-ubun. Mau minum obat, semua isi perut berlombaan mau keluar. Keringat membasah. Aku harus membatalkan semua janji. Maaf aku jadi tidak profesional.

Hikz, aku harus berucap selamat kepada virus yang berhasil menembus pertahananku. Istirahat kini adalah reservoir energiku. Ini teguran. Bekerja dan lupa diri, lupa nikmatnya sehat. Ternyata aku bukan seorang supergirl :(

 

Memutuskan Untuk Bahagia

By Yessi Pratiwi Surya Budhi

Sempat saya tergila-gila pada lagu ‘If I Could Turn Back The Hands Of Time’nya R-Kelly dan ‘Turn Back Time’nya Aqua. Dua-duanya bilang, seandainya bisa memutar waktu kembali.

Kalau saja hidup bisa Ctrl+Z. Refresh dan replace memori yang kita mau. Tapi tidak bisa. Kita tidak bisa mengutak-atik bagian yang sudah locked. Karena kita nggak punya password. Mungkin ada masa lalu suram yang menurut kita hina. Bagian itu cuma bisa kita jadiin archieve, hidden, do not show hidden files, biarlah jadi kenangan. Cukup kita belajar darisana. Bagian yang tidak perlu Shift+Del saja. Insert page break, cipta halaman baru hidup kita.

Supaya virus vb.s dan Trojan nggak menyerang, perlu antispyware tentu. Hidup kita juga begitu. Perlu scanning orang-orang yang mau kita dekatin dan tidak. Supaya hidup lebih berwarna, kita insert picture, shapes, smartArt, wordArt. Yang monoton gak seru. Yang nggak berwarna nggak asik. Hidup kan nggak hitam putih. Makanya kita butuh turn on. Yang bisa merecharge semangat saat low battery. Bukannya kita robot. Tapi hal-hal gila dalam hidup membuat hidup kita lebih hidup, kata Romy.

Kita butuh link kemana-mana. Supaya hidup lebih mudah, supaya kerja lebih gampang. Ngapain juga stress amat mikirin suatu hal. Ada juga jadi cepat tua. Mending nikmatin apa yang ada sekarang. Didalamnya mungkin ada banyak analogi yang tidak beririsan tapi ya memang hidup serba relatif. Relativitas lantas bukan hanya omongan Einstein saja, tapi begitu dekat dengan keseharian kita. Orang mensetting parameter yang berbeda buat standar hidup masing-masing. Makanya ada quality control.

Interview kerja dan cari pasangan hidup, itu kan bentuk quality control juga. Yang nggak memenuhi spesifikasi di reject. Tapi orang kita tolak belum tentu ditolak sama orang lain. Karena spesifikasi beda. Anda primadona buat sebagian orang, belum tentu juga jadi primadona buat orang lain.

Hoalah, koq malah ngawur kemana-mana. Yaudah, yang perlu di Ctrl+B sebenarnya adalah positivitas kita menyikapi satu hal. Kita memancing hal-hal positif dalam hidup dengan memancarkan sinyal positif. Menikmati apa yang ada sekarang. Berhenti menyesali masa lalu. Masa sekarang akan menjadi masa lalu juga. Biar kita nggak menyesalinya, ya kita edit dari sekarang. Mimpi-mimpi di highlight. Pilih soundtrack yang asik, yang bikin semangat.

Terimakasih untuk The Secret. Lewat buku ini, saya belajar banyak hal.

 

(Private Number) Calls

By Yessi Pratiwi Surya Budhi

Saya tidak mengetahui angka statistik pasti, berapa jumlah orang yang masih kecil nyali di dunia ini. Yang jelas, satu diantara mereka rupanya sedang senang mengganggu saya. Tanpa ingin diketahui identitasnya. Entahlah.

Tiga hari terakhir, penelepon dengan private number kerap memanggil. Setelah dijawab, dimatikan. Atau diam saja selama beberapa detik. Begitu selalu. Rekor panggilan kemarin malam, 33 kali dalam sehari. Dan ini sudah hari keempat.

Hei, Anda yang disana. Ayolah, Kawan. Jika merasa berurusan dengan saya, sila temui saya. Kita bicara. Kita selesaikan masalah, jika memang ada masalah. Sambil ngopi misalnya, itu lebih asik :) Semoga tujuannya baik, dan sebenarnya saya jauh lebih menghargai jika Anda kasih identitas. Tidak private number. Tidak anonymous. Itu nggak keren sama sekali. Untuk itu ada bahasa. Untuk itu anda punya nomor selular. Untuk itu anda punya nama. So? Saya tunggu ya :)

 

Saat ini saya sedang menjalani Tugas Akhir, buat Sustainable Marketing Plan Telkom Flexi. Baru masuk tahap pengolahan data, tapi melihat nasib Flexi akhir-akhir ini saya jadi ngenes sendiri.

Seandainya saya jadi Marketing Manager Telkom Flexi. Saya bagi tim saya ke dalam grup-grup. Saya jadikan mereka semua sebagai panel of experts yang akan saya dengar ide-idenya. Ide yang freak, tapi bagus dan bisa dieksekusi, why not? Gak usah pikirin kata orang terkait status kita sebagai BUMN, yang katanya baru megap-megap saat menghadapi penetrasi kompetitor. Asal kita tetap berpegang pada prinsip good governance dan nggak saling sikut, kita bisa jadi yang terdepan koq. Kita punya niat baik, yuk mari. Kita hadapi Esia, Fren, atau StarOne dengan improvisasi kualitas dan pelayanan. Flexi ini punya kita loh :)

Saya akan rekrut mahasiswa dengan ingatan segar sebagai tim riset. Bukannya saya gak punya konsultan, tapi sekarang banyak metode marketing baru, sepaket dengan tools keren yang mereka pelajari di kuliah, dari dosen yang juga berprofesi sebagai konsultan di perusahaan-perusahaan besar. Ide-ide mereka mungkin kedengaran agak gila, tapi saya nggak boleh lupa kalau mereka juga bagian dari segmen pasar yang saya tuju. Mereka juga bisa jadi bagian customer, dan seingat saya : “customer voice itu mahal”

Tidak banyak yang tau tarif Flexi yang baru? Mungkin ada yang salah dengan Place and Promotion’s strategy yang sudah saya lancarkan. Medianya salah? Saya mensponsori event-event yang tidak perlu, misalnya? Iklannya kurang dahsyat? Kurang bombastis? Kita bisa buat yang keren koq, tanpa membohongi customer dengan tanda-tanda bintang sangat kecil di belakang tarif pada papan billboard. Tanpa ketentuan berlaku macam-macam. Oh, masyarakat maunya endorser yang lebih keren? Bukan Kirana Larasati, maunya siapa? Nicholas Saputra? :)

Atau perlu rebranding? Mungkin “Telkom Flexi, bukan telepon biasa” udah nggak keren. Bagaimana dengan “Flexi Bisa Semua”? Bisa internet. Bisa GPRS. Bisa nelepon gak harus sejam. Bisa ngobrol enak tanpa putus koneksi. Bisa pakai HP CDMA apa saja. Bisa ngomong dengan suara jernih. Lagian kita punya infrastruktur yang baik. Kita bangun BTS baru di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Lombok dan Bali, Papua, gimana? Pangsa pasar disana masih cukup menjanjikan. Kalem saja dengan market share kita di Jakarta-Bandung-dan sekitarnya yang mulai goyang. Kualitas akan mengungkap segalanya :)

Billboard Flexi dibilang gak menarik? Oleh siapa? Oleh segmen pasar kita kah? Duh, kita harus dengerin. Wajib Flexi sama Flexi Dahsyat, kerenan mana? Kenapa? Karena warnanya selalu kuning-merah-hijau seperti badut? Mixing warna itu kan ada maknanya. Ada artinya. Iya, tapi bisa kita modif nggak? Gimana kalau kita buat lomba design logo Flexi? Mereka punya sejuta ide yang siap ditumpahkan, dengan tetap mengacu pada aturan dan kode etik yang kita pegang.

Kita gak perlu bersaing dengan rusuh. Itu bukan pilihan. Insya Allah, kita punya customer yang tau apa itu kualitas dan kenyamanan pelayanan :)

Ada banyak ide lain. Strategi untuk memenangkan Mind Share. Taktik untuk memenangkan Market Share. Value untuk memenangkan Heart Share.

Semua akan dituangkan secara blak-blakan di Tugas Akhir saya. Amin, ya 4JJI...

 

Toko Inspirasi

By Yessi Pratiwi Surya Budhi

Gak ada yang jual inspirasi. Kita menemukan dan memancingnya lewat cara sendiri, apakah lewat musik, kopi, alam, idola, atau mungkin orang-orang yang disayangi.

Inspirasi minggu ini? Hmm.. diawali dengan bincang-bincang sama Surya. Selain ngobrol kerjaan, seenggaknya saya menemukan satu lagi teman yang bisa memotivasi nafsu baca buku. Dengan semangat ala Andri Wongso, Surya nunjukin ratusan list buku yang dia punya, ingat detail buku, pengarang, sama resensinya. Saya? Beberapa judul, bahkan yang baru dibeli belum sempat disentuh. Nama Bang Marlon pun kerap kali disebut, si entrepreneur keren. Hobi mereka sama, katanya : baca dan baca. Huh, buat saya makin ngiri saja :(



Pada episode sebelumnya, kuliah Benchmarking hari yang lalu juga gak kalah inspiring. Kuliah bareng anak-anak S2. Satu hal yang sangat inspiratif dari mereka adalah semangatnya itu loh! Kuliah jadi rame. Saya mendengar pertanyaan yang bahkan diungkapkan dalam nada yang tak tersentuh oleh logika seorang calon sarjana muda seperti saya. Saya pun terangsang dengan telak. Beuh! Te O Pe pisan lah :)

Tapi, ada dong lagi si istimewa yang lain. Ada seorang cowok yang merasa bertanggung jawab atas seorang cewek yang kangen dia, trus datang ke Bandung. Bagian ini gak usah diceritakan ah! *Malu*

Terakhir, inspirasi paling inspiring. Ada suara Mama di telepon. Jauh dari Sumatra. Saya yang sempat merasa "sakit" pra periode bulanan, langsung sembuh seketika. Mama...

Serasa menemukan bintang saya kembali. Duh, terimakasih banyak ya :)

 

LOV-E

By Yessi Pratiwi Surya Budhi



Detik bahagia,
semangat menggebu.

Aku terbatas, aku tau.
Tapi aku yakin sekarang.

Hei, Kanda
Bahagia apa yang kan kita bagi, hari ini?
Seperti fajar dan senja sebelumnya...

Tuntun aku.
Berjalan beriringan..
Seperti pantai dan lautan..

-------------------------------------

Diungkapkan pada cinta yang hadir dengan caranya sendiri,
tanpa terduga.

 

Perang Billboard

By Yessi Pratiwi Surya Budhi



Ehm! Sudut pandang yang berbeda akan menghasilkan persepsi yang berbeda. Saya bilang, selain perang tarif, antar provider selular juga telah terjadi perang billboard. Anda bilang apa? :)