Pertama kali aku mencintaimu adalah kali pertama aku juga menyerahkanmu. Aku rela. Tanpa kata pembuka dan penutup. Aku rela. Titik.

Aku menyebutnya akhir khayalan. Sebuah ujung atas penantian yang panjang, atas hal-hal yang selama ini memenuhi pikiran kita berdua.

Kamu hadir kembali ketika hidup sedang menawarkan bagian terbaiknya padaku. Dengan segala jawaban yang membuatku tidak akan bertanya lagi, sehingga tidak ada yang bisa membuatku berhenti, aku bilang cinta ya cinta.

Kemudian sentuhan itu hadir kembali.
Senyuman itu ada lagi. Kamu ada lagi.

Aku tidak terlanjur merasa nyaman dengan apa yang aku miliki. Tapi kamu datang disaat yang tidak beririsan dengan jalanku, saat mencintainya adalah kebutuhan buatku.