Tadi malam, saya melewati jalan Juanda-Dago. Ramai bener. Dari Circle-K depan BCA Consumer sampai Plaza Dago sekitarnya, motor-motor berderet di pinggir jalan, ada beberapa spanduk yang menandakan identitas gank motor mereka. Banyak pula mahasiswa yang ngamen dengan menghentikan kendaraan. Mobil-mobil melaju dengan kecepatan rendah, karena jalanan memang penuh. Anak gaul Bandung. Menyembunyikan identitas di balik Nama Gank Motor. Nongkrong. Duduk berbaris di pinggir jalan. Padahal tanpa mereka pun, jalanan sudah ramai.

Umm..Seandainya mereka di rumah, duduk manis membahas soal SPMB atau mengembangkan bakat. Seandainya mereka memilih menemani keluarga menonton TV atau makan bersama. Mumpung mereka tidak indekos. Mumpung mereka dekat dengan keluarga….

Itu persepsi temporer. Karena setelahnya, ada ruang hati yang bicara. “Ah, itu kan refleksi kerinduanku pada keluarga? Tidak adil rasanya jika aku menyamaratakan isi otakku dengan mereka. Mungkin kehangatan yang mereka cari memang adanya disana. Toh kebahagiaan bagi setiap orang kan berbeda-beda jenis dan sumbernya. Mungkin satu saat, aku akan jadi bagian dari mereka. Mungkin juga tidak”

Tidak ada yang pasti. Apakah semua hal dalam hidup ini bisa menjadi hal yang relative?