Nikotin, (C10H14N2) adalah senyawa alkaloid cair alami. Dari sebatang pohon tembakau dapat ditemui kandungan nikotin 5%. Sebungkus rokok mengandung 8 – 20 miligram (mg) nikotin (bergantung merek). Saat merokok, 1 mg nikotin diserap oleh tubuh.

Nikotin menyebabkan pelepasan adrenalin— the fight-or-flight hormone —semakin cepat. Adrenalin juga membuat tubuh membuang sejumlah cadangan glukosa kedalam darah. Selain itu, zat ini juga menghalangi pelepasan hormone insulin yang seharusnya mengambil gula berlebih dari dalam darah. Hal ini akan menyebabkan perokok mengalami hyperglycemic, yaitu kadar gula melebihi normal di dalam darah. Beberapa dari mereka bahkan sengaja merokok karena nikotin dapat menahan selera makan.

Selanjutnya, nikotin juga memperlambat tingkat metabolisme basal. Dengan kata lain, pembakaran kalori dalam tubuh dilakukan lebih dari biasanya. Dalam jangka panjang, nikotin akan mengakibatkan kenaikan level kolesterol jahat (LDL), dan lama kelamaan akan merusak arteri. Serangan jantung dan stroke pun menjadi penyakit yang sulit dihindarkan.

Lebih parah lagi, sebuah penelitian telah membuktikan bahwa nikotin dapat merusak fungsi otak dan tubuh. Keberadaan nikotin akan meningkatkan level zat kimia & neurotransmitter asing yang memodulasi kerja otak. Akibatnya, otak akan memproduksi endorphin berlebih. Padahal, endorphin adalah protein paint killer alami dalam tubuh. Struktur kimia endorphin sangat mirip dengan morphin. Kebanyakan endorphin=Euforia. Nggak beda jauh dengan pecandu.


Versi Bahasa Inggris tulisan ini dapat diakses DISINI.