Apakah benar bahwa kelelawar memang buta di siang hari? Jika ya, mengapa kelelawar tidak buta pada malam hari?

‘Buta’ bagi kelelawar, bukanlah buta dalam arti yang sebenarnya. Kelelawar disebut buta, karena terbang dengan mengandalkan deteksi pantulan suara.

Tadinya, ilmuwan mengira bahwa kelelawar hanya memiliki sel fotoreseptor berbentuk batang. Sel ini mempunyai sensitivitas yang sangat tinggi pada cahaya (rod), dan hanya bisa bekerja dengan baik di malam hari yang gelap. Sel batang yang terdapat di mata kelelawar ini tak mampu menerima pancaran sinar benderang, seperti saat matahari bersinar terik. Tapi kemudian, ilmuwan dari Max Planck Institute (Jerman) menemukan kelelawar buah yang leluasa beterbangan di siang hari. Mereka mendapatkan bukti bahwa kelelawar tersebut juga memiliki beberapa sel fotoreseptor berbentuk kerucut (cone). Berkat peran sel kerucutnya, kelelawar buah mampu menjaga diri dari kemungkinan sergapan burung pemangsa di siang hari. Begitu malam menjelang, giliran sel batang yang bekerja.

Jadi, sekarang kita tau bahwa : tidak semua kelelawar ‘buta’ di siang hari. Kelelawar yang buta cuma dua tipe dari kelompok Microchiroptera. Mereka memakai pantulan suara untuk mendeteksi lokasi, dan dapat terbang tanpa menabrak sesuatu saat terbang mencari makan. Sedangkan kelelawar buah yang dikenal sebagai flying foxes dari kelompok Megachiroptera memiliki indra penglihatan pada tubuhnya.

Temukan sejuta rahasia semesta, flora dan fauna, cuaca, dan hal menarik lainnya khusus bagi kamu mau pintar. Hanya di Pernik Ilmu Asia Blogging, DISINI.