Wanita itu seperti polisi. Bukti sudah ada, tapi masih butuh pengakuan"

Lha, koq jadi buka kartu sendiri. Buat Anda para pria. Duduk manis, dengerin saya :)

Adalah si A sahabat saya, katanya suka sama B, tapi gak berani bilang. Rasanya sudah berbagai upaya saya lakukan demi membantunya meluruskan niat menyatakan perasaan. Kelamaan menunggu, akhirnya B balikan lagi sama mantan pacarnya. Lantas si A tau belakangan, ternyata A dulu juga suka sama dia.

Ada lagi C. Katanya sudah lama mimpi-mimpi pacaran sama D, wanita yang selalu hadir di setiap tidurnya. Yang ingin disentuhnya, yang ingin dipersuntingnya. Yang di grab fotonya dari friendster, yang dipandangin sembunyi-sembunyi dari masa OSKM sampai akhirnya jadi swasta. Tapi cuman begitu. Kirim SMS ke D pun gak berani. Cupu.

Jadi bingung sendiri, ada apa dengan pria? Biar bagaimana wanita katanya menjunjung emansipasi, wanita kebanyakan berpegang pada fitrahnya, menunggu.



Sekarang apa? Mau bilang, “Kalau jodoh nggak akan kemana?” Men, cinta itu datang dengan usaha + kesempatan. Kalau kesempatan ada tapi gak ada usaha, nggak akan jadi cinta. Lalu, diantara pria katanya menunggu saat yang tepat untuk mengungkapkan. Ah, klise. Sotoy! Mana Anda tau kapan saat yang paling tepat itu akan datang.

Lha, koq malah saya yang sewot? Habis saya ikutan resah melihat seorang teman. Dia gelisah gak berujung, merasa dicintai tapi gak diminta mendampingi. Padahal, namanya juga wanita. Kepastian itu kebutuhan. Kita nggak doyan bermimpi muluk-muluk untuk sesuatu yang terasa tidak mungkin. Mending kita menerima orang lain yang bersamanya kita nggak cuma melihat indahnya hari ini saja, tapi hari-hari sesudah besok juga, membangun keluarga dan rumah yang bahagia. Bukan orang yang katanya bilang cinta tapi bahkan untuk menunjukkan cinta itu ada dimana saja nggak bisa.

Menjadi diam dan memendam perasaan itu menyakitkan, pun kalau kita bisa menyimpannya. Mencintai itu mulia, saya percaya pada keagungannya. Kita diberi rasa—yang kemudian disisipkan benih cinta—sebuah pengakuan kalau Adam dan Hawa memang ada dan saling melengkapi. Kalau wanita cinta pria, dia akan bilang “Aku cinta kamu”, tanpa syarat. Tapi, wanita bilang itu bukan tiba-tiba. Mungkin itu jawaban atas pertanyaan “Maukah kamu menemani hari-hariku?”

Makanya, kalau Anda suka dia dan tampaknya dia suka juga, mbok ya disampein. Dipendam kan malah sakit. Mending diungkapkan. Toh, manusia itu bersifat baharu. Berubah-ubah. Kita cinta dia sekarang, belum tentu besok juga. Diterima syukur, ditolak tinggal tunggu lagi atau cari yang lain. Toh nggak ada yang bilang kalau kita cuman punya satu jodoh di dunia ini. Wekwekwekkk :D :D