Malam yang mendebarkan. Saya, Maya, Gita, Moli, dan Surya sedang berada di dalam Jonas Photo. Kemudian terdengar alarm mobil yang tidak mau berhenti, bersamaan dengan melintasnya rombongan konvoi pendukung Persib yang rupanya gusar karena Persib kalah atas Persija, 2-3.

Corola Altis plat B itu rupanya tidak sedang mujur. Diparkir dekat ke bahu jalan, mungkin tidak dapat lahan parkir di dalam. Beberapa bagian mobil menjadi sasaran kemarahan, penyok menyedihkan. Kaca spionnya pecah.

Seketika suasana jadi tegang. Mobil yang parkir di Jonas hampir semua plat B. Hingga perjalanan pulang pun, keadaan tidak jauh berubah. Jalanan jadi sepi. Beberapa mobil plat B yang masih berada di jalan ternyata sudah lebih dulu dibantai. Cacat sana sini.


Saya bukan orang Bandung. Tapi saya tinggal di Bandung, dan merasa malu dengan tindakan supporter Persib yang demikian. Bagaimana ceritanya persepakbolaan Indonesia bisa maju dengan mental seperti ini? Pendukung Persib merusak image Persib sendiri!

Persib adalah kesebelasan besar. Catatan bahwa Persib menjuarai Liga Indonesia pertama pada musim kompetisi 1994-1995 dan selalu berlaga di kompetisi tertinggi di negeri ini sudah jadi bukti. Sepanjang sejarah kompetisi liga di Indonesia, Persib lima kali menjadi juara dan delapan kali menjadi runner-up kompetisi Perserikatan. Persib juga tercatat sebagai klub yang sangat aktif dalam menyumbangkan pemain ke tim nasional Indonesia. Sederet nama seperti Risnandar Soendoro, Nandar Iskandar, Adeng Hudaya, Adjat Sudrajat, Yusuf Bachtiar, Robby Darwis, Budiman, Nuralim, Yaris Riyadi hingga generasi Eka Ramdani merupakan sebagian pemain tim nasional hasil binaan Persib*.

Masalahnya sekarang, kecintaan Bobotoh atau Viking atau Persib Warrior atau apapun itu namanya, tidak cukup jika tidak dibarengi dengan kebesaran hati supporter Persib sendiri dalam menerima kekalahan. Hei, adakah jaminan bahwa kejadian tadi malam tidak akan terjadi seandainya Persib menang? Ataukah kalah-menang memang harus diluapkan dengan aksi brutal dan pengrusakan yang tidak mendatangkan profit sama sekali dan memicu pertikaian? Jika Persib adalah klub besar, maka pendukungnya pun harus bertindak layaknya pendukung klub besar.

Atau, jangan-jangan Anda memang belum pantas menjadi pendukung Persib.

*Thesis Hendro Hendratno Kaligis, MBA. “Strategi Revitalisasi Brand Persib”