Katakanlah kamu merindukannya.
Lama memendam hasrat, dan ingin segera berlari memeluknya.

Dan ketika retinamu menangkap sosoknya, degup itu kencang terdengar.
Pun walau itu hanya di dalam mimpi.
Pun ketika jarak menjadi konstrain yang membuat semuanya berbatas.
Sementara aku jadi geli sendiri.
Bagaimana kamu membaca pikiranku.
Bagaimana kamu duluan mengungkapkan sesuatu yang tadi ingin aku ucapkan lebih dulu.
Hei, adakah hati kita telah beresonansi? :)